Lapangan Futsal Mangkrak Jadi Sorotan di PADUNGKU Nuha, Kades: “Jangan Biarkan Jadi Monumen Gagal”

Luwu Timur – Di tengah meriahnya pesta panen rakyat Padungku di Desa Nuha, Kecamatan Nuha,  minggu 13 juli 2025, suara lantang Kepala Desa Nuha, Padaro, memecah suasana. Ia mengingatkan para pejabat daerah dan manajemen PT Vale Indonesia tentang lapangan futsal yang pembangunannya mangkrak. Di hadapan hadirin, ia meminta solusi nyata agar bangunan itu tidak menjadi “monumen gagal” di tengah desa.

 

Tradisi tahunan Padungku kali ini dihadiri Wakil Ketua DPRD Luwu Timur bersama anggota, perwakilan Kejaksaan Negeri, Ketua Pengadilan Negeri Luwu Timur, manajemen PT Vale Indonesia, personel Koramil 1403-16 Nuha, Polsek Nuha, serta masyarakat. Acara diawali penyambutan tamu dengan lantunan kasidah, sambutan dari sejumlah pejabat, hingga lelang hasil bumi yang berhasil mengumpulkan total Rp55 juta. Dana hasil lelang tersebut akan disumbangkan untuk perbaikan masjid desa, sebuah wujud solidaritas warga yang mendapat apresiasi dari para tamu undangan.

Namun, momen hangat itu berubah tegang ketika Padaro menyampaikan pidatonya. Dengan tegas ia mengkritik lambannya penyelesaian lapangan futsal yang sudah lama dinantikan masyarakat.

“Lapangan futsal ini bukan sekadar bangunan, tapi simbol semangat pemuda Nuha. Sampai hari ini belum rampung, belum bisa dipakai. Jangan biarkan ini jadi monumen gagal di tengah antusiasme masyarakat,” kata Padaro disambut tepuk tangan warga.

Padaro meminta agar bantuan dana Rp2 miliar dari program Bupati Luwu Timur untuk 33 desa, dapat dialokasikan sebagian ke Desa Nuha untuk merampungkan proyek tersebut. Ia juga berharap PT Vale ikut mengambil peran agar pembangunan tidak terus terbengkalai.

“ Jika lapangan futsal ini selesai, saya pastikan akan berkoordinasi dengan PT Vale, Pemkab, dan Kejaksaan untuk mengadakan turnamen besar di sini,” ucapnya penuh harap.

Selain kritik tersebut, Padaro juga menyampaikan apresiasi atas sejumlah program yang sudah berjalan di Desa Nuha. Di antaranya pembangunan galeri oleh-oleh di dermaga, program pertanian singkong, hingga rencana pengiriman warga belajar ke Papua. Ia juga memuji sinergi dengan Kejaksaan Negeri melalui program “Desa Kampung Pangan Adhyaksa” yang berhasil meningkatkan hasil panen jagung hingga 3 ton pada uji coba pertama. Saat ini, tahap kedua sedang berjalan dengan target hasil 7 ton.

Meski demikian, harapan terbesar masyarakat tetap tertuju pada rampungnya lapangan futsal yang kini menjadi simbol kegelisahan warga.

 

Berita Terkait

GEMPA M 6,0 GUNCANG POSO – SATU GEREJA ...
Bendera 80 Meter Berkibar di Tebing Duta ...
Babinsa Koramil 1403-16/Nuha Bersama Warga ...
FUIB, MUI, Wahdah Islamiyah, Persamil, dan ...