

Sorowako, 29 April 2025 – Komitmen PT Vale Indonesia Tbk dalam memberdayakan tenaga kerja dan masyarakat lokal tampaknya patut mendapat penghargaan—jika yang dinilai adalah kemampuan membuat janji manis, bukan implementasi nyata.
Hari ini, Selasa (29/04), sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Komunikasi Masyarakat Lingkar Tambang Indonesia (JKM-LTI) kembali turun ke jalan. Aksi demonstrasi yang digelar tepat di depan akses pintu masuk PT Vale di Sorowako seolah menjadi alarm pengingat, bahwa realisasi kewajiban sosial perusahaan tersebut tak lebih dari sekadar narasi dalam dokumen Kontrak Karya—yang sudah ditandatangani sejak 1968 dan diamandemen besar pada 2014.
“Aksi ini spontan, tapi bukan tanpa dasar,” tegas Arwing, salah satu peserta aksi. Ia menyebut bahwa sebelumnya telah ada komitmen bersama dengan dua perusahaan kontraktor PT Vale, yakni PT AMM dan PT LAM, yang hingga kini belum juga direalisasikan. Aksi ini, katanya, bukan hanya desakan, tapi juga bentuk pengawalan agar masyarakat lokal betul-betul diberi prioritas dalam kesempatan kerja.
Ironisnya, janji prioritas terhadap tenaga kerja lokal, pelatihan SDM, hingga program pemberdayaan masyarakat—yang secara tegas tertulis dalam amandemen Kontrak Karya 2014—justru terasa makin jauh dari kenyataan di lapangan. Padahal, pasal demi pasal telah menegaskan tanggung jawab sosial PT Vale, terutama di empat wilayah pemberdayaan utamanya.
Namun jika realisasi itu benar adanya, barangkali masyarakat tak perlu berpanas-panasan di jalan, mengangkat spanduk dan suara, hanya untuk mengingatkan komitmen yang katanya telah dijalankan. Aksi-aksi serupa sebelumnya pun tak sedikit, seolah menjadi rutinitas tahunan yang mengonfirmasi satu hal: janji tanpa bukti hanyalah seni tutur paling elegan dalam dunia korporasi.
Kini, pertanyaannya bukan lagi apakah PT Vale memiliki kewajiban, karena itu jelas tertulis. Pertanyaannya adalah: apakah kewajiban itu akan terus menjadi formalitas yang disampaikan dalam laporan tahunan dan panggung CSR, namun ditinggalkan di gerbang Sorowako?
Atau mungkin—dan ini sarkasme semata—PT Vale memang tengah mengembangkan model pemberdayaan baru: di mana masyarakat dilatih untuk berunjuk rasa dengan tertib dan berkelanjutan.