

Makassar, 11 Maret 2025 — Dalam lanskap birokrasi yang kerap tersandera formalitas, langkah progresif Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, menandatangani kerja sama strategis dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) bukan sekadar seremoni atas nama pembangunan. Bertempat di Gedung Rektorat Unhas, Makassar, penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) tersebut menjadi momentum penting yang direkam dalam sebuah video resmi: bukti bahwa kepemimpinan daerah tak hanya bicara anggaran, tetapi tentang keberanian meretas jalan kolaborasi demi rakyat.
Di hadapan publik, dengan lugas dan penuh ketegasan, Irwan menegaskan bahwa kerja sama dengan Unhas mencakup dua aspek fundamental: pendidikan dan kesehatan. Dua sektor yang selama ini menjadi akar dari ketimpangan pembangunan di daerah. Dalam videonya, ia menyampaikan bahwa masyarakat Luwu Timur yang dirujuk ke RS Unhas akan mendapat pelayanan bebas biaya, yang seluruhnya akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
> “Kami pastikan masyarakat kami tidak dibebani biaya layanan rujukan di RS Unhas. Ini bentuk konkret keberpihakan pemerintah daerah,” tegas Irwan di sela acara.
Ini bukan retorika. Ini adalah langkah policy-based leadership—kepemimpinan yang berpijak pada kebijakan konkrit, bukan janji populis.
Langkah Irwan ini patut dicatat sebagai momen penting dalam redefinisi relasi antara pemerintah daerah dan lembaga pendidikan tinggi. Ketika sebagian kepala daerah lebih sibuk berkampanye di media sosial, Irwan memilih hadir dalam bentuk kerja nyata, membangun akses dan integrasi pelayanan bagi masyarakatnya.
Di sisi lain, keberanian Irwan membawa Luwu Timur menjalin kemitraan dengan institusi seperti Unhas mencerminkan visi jangka panjang. Pendidikan akan menjadi lumbung kader profesional lokal. Sementara sektor kesehatan akan mengalami modernisasi akses—baik dari sisi SDM, fasilitas, maupun layanan berbasis rujukan.
Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa, bahkan menyebut Irwan sebagai sosok pemimpin daerah yang visioner. Sebuah pengakuan akademik yang tidak datang dari ruang kosong, tetapi dari narasi programatis yang dibawa Irwan sendiri ke meja kerja sama.
Kita tahu, banyak MoU yang hanya berakhir sebagai dokumen berbingkai. Tapi di tangan pemimpin yang berpikir strategis, MoU adalah lembar pertama dari perjalanan panjang perubahan. Dan Irwan telah menapakkan kaki di jalur itu.
Kini, saatnya publik dan DPRD Luwu Timur ikut mengawasi implementasinya. Karena visi besar butuh eksekusi kuat. Dan seorang pemimpin, sebagaimana terlihat dalam video itu, harus terus didorong agar tetap berada di rel keberpihakan pada rakyat.