

Luwu Timur – Sebuah pemandangan spektakuler tersaji di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Tepat di tebing Duta Graha yang menjulang tinggi, bendera Merah Putih raksasa sepanjang 80 meter terbentang megah, berkibar gagah di tengah hembusan angin, memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pengibaran bendera tersebut dilakukan oleh delapan anggota gabungan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Luwu Timur dan Organisasi Pecinta Alam (OPA) Mambara Sorowako. Mereka dengan penuh semangat dan kehati-hatian memanjat tebing dan memasang bendera di titik tertinggi, menunjukkan dedikasi dan jiwa nasionalisme yang tak tergoyahkan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda tahunan bertajuk Merah Putih Parasulu, yang sudah memasuki tahun kelima pelaksanaannya. Tahun ini, Merah Putih Parasulu mengusung tema “Alam, Budaya Beserta Isinya”, sebuah pesan kuat tentang pentingnya menjaga kekayaan alam, budaya, dan seluruh isinya sebagai warisan berharga bangsa.
Penggagas sekaligus pemimpin pengibaran, Ibin—seorang praktisi petualangan dan instruktur kerja di ketinggian—menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga bentuk ajakan kepada masyarakat untuk mencintai potensi daerah.
“Luwu Timur punya banyak potensi, tinggal bagaimana cara kita mengelolanya. Melalui kegiatan seperti ini, kita berharap daerah kita semakin dikenal, bukan hanya karena kekayaan alamnya, tapi juga semangat dan kreativitas masyarakatnya,” ujarnya.
Kegiatan Merah Putih Parasulu pertama kali diinisiasi oleh tokoh pemuda Madras Ambasong, atau yang akrab disapa Opu Madras. Sejak dimulai, kegiatan ini selalu menjadi magnet perhatian, menggabungkan unsur olahraga ekstrem, kecintaan pada alam, dan semangat kebangsaan.
Bagi para anggota tim, tantangan pengibaran bendera di tebing bukan hal yang mudah. Persiapan matang dilakukan, mulai dari pengecekan peralatan, koordinasi lapangan, hingga simulasi teknis pengibaran. Keamanan menjadi prioritas utama, mengingat lokasi tebing Duta Graha memiliki kemiringan ekstrem dan kondisi alam yang dinamis.
Tak hanya menjadi simbol perayaan kemerdekaan, aksi ini juga menjadi sarana promosi potensi wisata petualangan di Luwu Timur. Tebing Duta Graha, yang sebelumnya jarang terdengar di telinga publik, kini menjadi sorotan karena keelokan pemandangannya yang berpadu dengan nuansa heroik pengibaran Merah Putih raksasa.
Masyarakat yang menyaksikan dari kejauhan tak henti-hentinya mengabadikan momen ini. Sorakan semangat dan pekik “Merdeka!” menggema saat bendera mulai berkibar penuh, seolah menegaskan bahwa semangat kemerdekaan tetap berkobar di hati setiap warga.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, Merah Putih Parasulu Vol. 5 kembali mengukir sejarah di Luwu Timur. Melalui kolaborasi lintas komunitas, kegiatan ini menjadi bukti bahwa semangat nasionalisme dapat diwujudkan dalam bentuk yang kreatif, inspiratif, dan memberi dampak positif bagi daerah.