Harapan seorang ibu di wasuponda, penjual kue yang perlu di perhatikan

Wasuponda, Luwu Timur — Di tengah pesatnya pertumbuhan industri dan janji-janji kesejahteraan, Kecamatan Wasuponda masih menyimpan luka sosial yang nyaris tak terdengar. Di sela deru kendaraan dan kepulan debu tambang, hidup masyarakat kecil yang terus berjuang tanpa dukungan nyata—seperti Bu DF, seorang ibu penjual kue yang hari ini datang penuh harap ke sekretariat LSM GEMPA Lutim.

Bu DF hanya ingin satu hal: sebuah gerobak sederhana untuk berjualan kue. Bukan untuk berfoya-foya, bukan pula untuk meminta-minta, melainkan agar bisa tetap berdiri di tengah kehidupan yang keras. Harapannya sederhana, tapi kenyataan hidupnya tidak.

LSM GEMPA Lutim, yang hingga kini mengandalkan kontribusi pribadi para anggotanya, telah menyalurkan beberapa bantuan berupa gerobak kepada pedagang kecil yang tidak memiliki lapak. Gerakan ini lahir dari keprihatinan terhadap minimnya perhatian pemerintah serta melencengnya implementasi program CSR perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah pemberdayaan.

Untuk melihat video nya klik:

https://vt.tiktok.com/ZShds3A1y/

(foto.penyaluran bantuan gerobak) 

“Saya menjual kue pak, di daerah PLN wasuponda tapi yg saya pakai meja2 ala kadarnya, saya di tanya dari teman yg kita kasi gerobak kemarin katanya ke rumah nya ki umar rauf, dari situ kmarin saya di kasi saya kira dia yang kasi. Lembaga pale, na ternyata kita adek nya. Umar tapi saya minta tolong pak kalau bisa di bantu juga kasian itu ji jualan kue yg ku pakai2 cari nafka hasilnya bisa buat kebutuhan anak-anak,” ucap Bu DF lirih, sembari menggenggam ujung jilbabnya.

Kisah Bu DF bukan satu-satunya. Di Wasuponda, masih banyak ibu-ibu tangguh yang hidup dari usaha kecil tanpa fasilitas, tanpa akses modal, dan tanpa perlindungan dari sistem. Ironisnya, perusahaan-perusahaan besar di sekitar mereka rutin melaporkan kesuksesan program CSR-nya—tapi sayangnya, bukan kepada mereka program itu disalurkan.

LSM GEMPA hadir sebagai penyambung harapan. Tapi lembaga ini bukan milik segelintir orang—ini adalah gerakan rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Maka kami mengajak Anda semua: mari bantu. Kebaikan di awali dari niat keci.

Satu gerobak bukan sekadar alat dagang—itu adalah sumber kehidupan, harga diri, dan masa depan bagi keluarga-keluarga rentan di Wasuponda.

Berita Terkait

PT Vale Didemo Warga Wasuponda, DPRD ...
SERTIJAB Polres Lutim kapolres Tegaskan Tak ...
Kehadiran perwakilan Disnaker Lutim ke PKS ...
DPRD Luwu Timur Dinilai Mandul Hadapi ...